Gema Bumi Lintas Zaman

 

              Doc PenaYonda-Yiwenggme


Sang Hening (Generasi Silent)

Di bening matamu, tersimpan citra kali yang jernih,

Hutan rimbun tempat burung bernyanyi lirih.

Kau tanam pohon bukan demi nama, tapi untuk teduh,

Kearifan sunyi dalam laku yang tak pernah mengeluh.

Namun deru mesin datang, janji kemajuan yang membuai,

Asap pertama mengepul, pertanda zaman yang terlalai.


Sang Pembangun (Baby Boomers)

Dunia terbentang di kakimu, sebuah kanvas kemakmuran,

Pabrik-pabrik berdiri, menantang awan dengan kesombongan.

"Manfaatkan alam," begitu gema yang terdengar,

Untuk anak cucu, istana beton kau tebar.

Kini di senja usia, kau tatap langit yang tak lagi biru,

Tersadar jejak gagahmu meninggalkan luka dan pilu.


Sang Jembatan (Generasi X)

Tumbuh di antara dua dunia, skeptis dan mandiri,

Kau saksikan lubang ozon, kau dengar bumi menjerit sunyi.

Di pundakmu beban orang tua dan harapan si buah hati,

Mencari seimbang, di tengah bising konsumsi.

Kau ajarkan memilah sampah, hemat listrik seadanya,

Sebuah perlawanan senyap, di tengah riuh dunia.


Sang Pendobrak (Milenial)

Dengan gawai di tangan, kau sebarkan risau,

Tagar dan petisi menjadi tombak di dunia maya yang galau.

"Makna, bukan materi," itu seruan jiwamu,

Kau pilih produk lestari, kau tuntut nurani bisnismu.

Kau tinggalkan sedotan plastik, kau bawa botol minuman,

Langkah-langkah kecil kolektif, demi sebuah harapan.


Sang Penjaga (Generasi Z)

Lahir di tengah krisis, matamu lebih tajam melihat,

Iklim yang memanas bukan lagi dongeng atau nasihat.

Kau turun ke jalan, suaramu lantang dan berani,

"Tak ada planet B!" pekikmu menggetarkan nurani.

Kau tak butuh janji, kau tagih aksi yang nyata,

Sebab masa depanmu dipertaruhkan di atasnya.


Sang Tunas (Generasi Alpha & Beta)

Wahai jiwa-jiwa murni yang baru menjejak,

Di tanganmu kelak, takdir bumi akan teretak.

Akankah kau lihat kunang-kunang di pekat malam?

Atau hanya ceritanya dalam buku yang kusam?

Kami, para pendahulumu, kini berbenah dengan sesal,

Merajut kembali benang hijau yang nyaris putus dan tanggal.


Seruan Bersama

Dari keriput tangan yang menanam, hingga jemari yang lincah di layar,

Dari kebijaksanaan sunyi, hingga amarah yang berkobar.

Ini bukan perang antar zaman, tapi tugas kita bersama,

Menyembuhkan Ibu melanesi dari luka dan derita.

Sebab di bawah langit yang satu, kita semua berbagi napas,

Lintas generasi bersatu, demi bumi yang tak akan lepas.                                          

Komentar