Generasi Papua Krisis Identitas: Analisis Sosial Budaya
Sebagai generasi yang peka dengan perubahan-perubahan yang berasal dari luar maupun dari dalam. Kami coba beranikan diri untuk melakukan studi literatur agar dengan data yang tersedia untuk menganalisis krisis identitas generasi papua melalui sudut pandang sosial budaya. sekiranya kami fokus pada dua faktor seperti; Hilangnya nilai-nilai tradisional Papua dan Pengaruh budaya luar yang kuat.
1. Hilangnya Nilai-Nilai Tradisional Papua:
- Hilangnya bahasa ibu
Fakta hilangnya beberapa bahasa daerah Papua yang telah punah seperti; Bahasa Tandia. Bahasa ini digunakan di Kampung Tandia, Distrik Rasie, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Bahasa Tandia tercatat sebagai bahasa daerah yang sudah punah karena penutur bahasa tersebut telah meninggal dunia (Sumber: Ethnologue).
Bahasa Mawes. Bahasa Mawes digunakan oleh masyarakat di kampung Maweswares, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, Papua. Bahasa ini telah punah karena tidak ada lagi penutur yang menggunakan bahasa tersebut (Sumber: Glottolog).
Bahasa Air Matoa. Bahasa ini digunakan di Kaimana, Papua Barat, dan telah punah karena tidak ada lagi penutur yang menggunakan bahasa tersebut (Sumber: UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger).
Bahasa Mapia. Bahasa Mapia digunakan di Supiori (Kepulauan Mapia dan Kepulauan Ayau di Raja Ampat), Papua, dan telah punah karena tidak ada lagi penutur yang menggunakan bahasa tersebut (Sumber: Endangered Languages Project).
Dominikus Sorabut dalam karya dengan judul “Hukum adat Hubula” Bahasa Saponi di Waropen,Dusner di Teluk Wondama, Fatjin Lha di Kaimana,Nambla di Senggi, Mansin dan Mapia tak lagi terdengar.
- Hilangnya tradisi dan adat istiadat
Tradisi suku Lani dalam menjaga esensi adat, kaum perempuan dilarang masuk di Honai laki-laki. begitu pula untuk anak laki -laki yang dianggap belum cukup umur. Tradisi ini mengalami perubahan dengan adanya faktor dari luar. Dengan pemahaman mendudukkan posisi perempuan sama dengan laki-laki (liberalisme) membuat kaum perempuan masuk di dalam Honai laki laki (Kunume) entah mengantarkan makanan atau berdiskusi selayaknya keluarga. Jadi tradisi mulai hilang atau bergeser, tapi tidak dengan adat. Ibaratnya tradisi adalah ruang tamu dan adat adalah kamar. Dalam konteks Honai memang tidak ada kamar tapi analogi perbedaan tradisi dan adat dapat dipahami seperti itu, bisa juga istilah bagian luar dan bagian dalam. Contoh lain dari tradisi adalah; bakar batu (Barapen) Duka, Pembayaran maskawin, Gaya berkebun, Pola buat pagar, memberi sebuah nama sebagai pengakuan status sosial dalam masyarakat Papua. Sementara adat istiadat mendapatkan tempat yang lebih dalam dan bersifat tetap sangat sulit untuk mengalami perubahan dengan faktor apapun.
- Hilangnya nilai-nilai moral dan etika
Peran kuasa pangkat om(paman) dalam pendidikan dilakukan secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Apabila anak melanggar atau lewat di hadapan Om, orang tua sangat marah kepada anak dan menegur untuk biasakan izin atau permisi sebelum lewat. Jadi kehadiran om sebagai pengontrol moral anak, artinya om sebagai etika dan anak sebagai moral. Ini adalah perbedaan konkrit etika dan moral dalam penerapannya di masyarakat Papua.Teguran orang tua terhadap anak untuk menghargai Om dilakukan karena efek samping yang akan terjadi sudah teruji secara pengetahuan kolektif di kalangan masyarakat adat.Sehingga kebiasaan itu menjadi etika masyarakat Papua. Namun demikian etika itu mulai mengalami pergeseran dapat diamati dari arahan orang tua yang dominan modern. Orang tua modeREN identik dengan yang tinggal di kota. Semakin banyak orang yang pilih hidup di kota, semakin hilanglah nilai-nilai moral dan etika masyarakat Papua.
2. Pengaruh Budaya Luar yang Kuat:
- Pengaruh budaya Barat
Pengaruh budaya barat dapat dipahami dengan dua bagian yaitu secara langsung dan tidak langsung melalui film seperti: Rambo, sebagai simbol orang barat yang kuat dan mampu. Dengan demikian secara psikologi kita menganggap orang barat pasti kuat dan mengetahui segala sesuatu. Dan orang barat selalu menjadi kiblat ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan metode ampuh yang orang barat gunakan untuk mencuri informasi dan meninggalkan dosa. Contoh cartenz mencuri informasi tentang kandungan emas di Gunung Nemangkawi dan Richard Archbold meninggalkan dosa penyebutan nama suku Lani menjadi Suku Dani.
-pengaruh budaya indonesia
62 memiliki beragam budaya di setiap suku dan wilayah. walaupun demikian, ada budaya kolektif yang memiliki potensi mempengaruhi budaya lain seperti intoleransi, dimana 200 gereja disegel atau ditolak dalam 10 tahun terakhir. artinya umat yang menolak telah menjadi alat produk variable intoleransi atau fanatik agama. lalu mereduksi budaya hidup berdampingan dengan berbeda kepercayaan. hal ini juga bertentangan dengan semboyang bangsa indonesia “berbeda-beda tapi tetap satu”. korupsi juga sudah menjadi budaya indonesia, dimana orang papua telah terkontaminasi melakukan korupsi seperti 33 orang jadi tersangka korupsi di papua. tidak hanya itu, nepotisme atau keluargaisme masih kental di indonesia yang sedang mempengaruhi orang papua. hal ini, dapat diungkapkan oleh Erwan pada 23 oktober,2025 dimana kasus 171 daerah terindikasi dinasti politik dari Kemendagri 2023.


Komentar