Cerpen: Obyek Wisata Kumugima ( culture event and home stay) Kampung Pabuma Distrik pisugi
Ilustrasi gambar: Mr Paul Himan bersama wisatawan bule di Kumugima
Hi, Dear. Semuanya! Saya Evis Yoman alias dipanggil Yonda(25), kaum muda pegunungan tengah Papua dan salah satu anggota Inyaierek Kembangkan potensi. Saya mendapat kesempatan terbaik menjadi bagian dari kampanye objek wisata dengan mengenalkan salah satu objek wisata “Kumugima ( culture event and home stay) Kampung Pabuma Distrik pisugi” di provinsi Papua pegunungan kabupaten Jayawijaya(mama Kota), bersama komunitas lokal dan LSM/NGO 45 orang yang melakukan tukar bicara alias diskusi di sana.
Saya ingin menunjukkan kepada mereka (pengunjung) dan kepada semua orang bahwa kawasan kampung Pabuma adalah rumah bagi wisatawan dari manca negara. Disini, kita bisa melihat atraksi budaya saat menerima tamu di alam bebas menggunakan aksesoris budaya.
Kami berangkat sekitar jam 7 pagi dari kota Wamena menuju kampung Pabuma. Butuh waktu 12 km atau 22 menit menggunakan kendaraan berknalpot melewati sungai Aikima yang terbentang luas ke arah keluarga besar Balim timur(Yahukimo, Mamberamo) dengan jalan aspal sepanjang perjalanan kami menuju kampung Pabuma.
Saat tiba, kami disambut hangat dan meriah dengan sapaan khas warga setempat dengan salam berjabat tangan diiringi kicauan burung aiwerek pertanda alam masih bersahabat dengan kedatangan kami. Langit cerah seakan senyuman perempuan tanah hubula alias Nerop.
Penampakan tiang pengintai membuat hati ku kagum dan menyadarkan saya berada di wilayah suku Hubula. Kami lanjutkan ke penginapan (culture event and home stay) milik Paul Himan. Beliau adalah salah satu pemuda yang berhasil menjaga dan melestarikan budaya serta menjadi tuan di atas tanah sendiri. Hal itu terbukti ketika beliau menceritakan tentang usaha: Kampung budaya,dalam bentuk tempat bakar batu perhiasan penjemputan yang ditunjukkan melalui atraksi seperti perang perangan. Juga memiliki kelompok souvenir yang diberikan dalam bentuk noken, gelang, kalung, mahkota serta anting-anting yang terbuat dari alamiah. Adapun kelompok kuliner dimana, menyediakan beraneka menu bernuansa lokal.
Mr. Paul Himan juga terjung di kelompok tani kopi arabika sejak 2015 dan menjadi fasilitator pengembangan masyarakat petani padi di wilayah adat pisugi dan wita Waya. Saat cerita, beliau berjalan hanya dengan modal kejujuran dan kerja nyata untuk menciptakan lapangan pekerjaan atau kata lain uang yang cari saya di rumah bukan saya yang cari uang dan segala sesuatu, itulah sebabnya nama wisata dikenal dengan Home Stay.
Kami masuk ke dalam beberapa pondok dari 10 Honai dan satu dapur yang dilengkapi dengan dua kamar mandi. Setiap honai dilengkapi dengan alas Alang-alang dan karpet serta kelambu. Penerangan lampu dan fasilitas WiFi Starlink membuat kita merasa ada di kota alam yang sangat mengagumkan.
Pemandangan alami, gantungan bunga Anggrek pada setiap pohon dan deru air yang mengalir dari hutan tiba di depan kolam samping halaman utama kegiatan outdoor yang kami lakukan membuat saya nyaman menikmati asrinya wisata Kumugima ( culture event and home stay).
Pada gapura terdapat papan nama kecil bertuliskan 13 Agustus,2016 merupakan hari penting berdirinya wisata Kumugima.
Bila berkenan untuk bertamasya di wisata Kumugima, kami tidak keberatan untuk cantumkan kontrak persen: 852-5445-7559 dan kamu juga bisa kunjungi media
#PenaYonda||#Saku
Lani||#Objek wisata


Komentar