Mengembangkan Mindset Berbasis Potensi

 




Ubah Mindset atau pola pikir agar potensi berkembang. Pada setiap orang memiliki potensi atau seorang manusia lahir kedalam dunia satu paket dengan potensi. Potensi bersifat tetap ada dan diam didalam diri selama belum diberikan perlakuan.


  Ketika menyimulasikan bensin di dekatkan pada nyala api maka memiliki potensi untuk meledak/terbakar. Bisa juga ketika dekatkan air padan nyala api maka memiliki potensi api pasti padam atau mati. Jadi potensi itu suatu kondisi dimana belum diberikan perlakukan(action). 



Didalam potensi mengandung banyak hal . Untuk mengetahui apa saja yang tersembunyi didalam potensi maka perlu diberikan perlakuan dengan kesempatan, metode dan cara yang tepat.


 Bentuk perlakuan pada pengembangan ini adalah Mindset pola pikir yang di titip beratkan untuk dirubah. Hal ini dilakukan berdasarkan pandangan bahwa “mindset pola pikir” merupakan pondasi perubahan pada keberlangsungan kehidupan yang dinamis, moderen dan digitalisasi pada zaman ini. 


Oleh karena itu cara mengubah pola pikir adalah dengan belajar mengisi informasi yang  sesuai potensi yang dimiliki lalu dikembangkan secara terus menerus atau berulang dan konsisten hingga menjadi suatu kebiasaan sebagai hasil atau produk dari upaya mengembangkan kapasitas diri. 



Pada judul terdapat dua variabel diantaranya pengembangan diri dan berbasis potensi yang dilaksanakan pada mahasiswa (HIPMA-Lani) Se-Jawa dan Bali tahun 2023/2024.


Pada kata pengembangan membungkus dua hal penting yaitu bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh memiliki ruang yang sempit artinya dapat diukur: panjang lebar, tinggi pendek, gendut kurus dan dapat diamati dan diraba (fisik). 


Sedangkan perkembangan tidak memiliki ruang artinya perkembangan bersifat abstrak dalam dan luas sehingga tidak dapat diamati atau diraba melalui indra pengelihatan dan indra peraba tapi dapat dirasakan dan dipahami melalui suatu fenomena seperti hasil karya, lingkungan dan kesempatan yang tepat dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.  


Perkembangan mengandung beragam kekayaan pengetahuan yang diserap dari keluarga, lingkungan, pendidikan formal, serta kemampuan(skill) yang alami atupun diasah. 


Jadi pertumbuhan dan perkembangan serta suatu potensi pada seorang sangat perlu memberikan perhatian sebagai sesuatu yang sangat mendasar dalam pengembangan diri sesuai dengan minat yang di tekuni. 


Untuk mengembangkan diri membutuhkan komitmen, agar rasa malas dan alasan tidak menjadi penghambat(tembok) dalam kemajuan.


 Terlepas dari individu, rasa malas dan alasan merupakan salah satu dinamika organisasi (HIPMA-Lani) oleh karena itu sangat perlu suntik mindset baru dalam tubuh anggota agar masalah dinamika tersebut teratasi.


 Sesungguhnya musuh terberat dalam upaya mengali atau mengembangkan potensi adalah diri kita sendiri.(kata ini pernah diungkapkan pendahulu tapi kini terulang pada waktu yang berbeda). 


Selain itu mental minta posisi pada struktur kepengurusan meningkat (terlihat pada perdebatan internal masing-masing korwil bahkan pusat se-Jawa dan Bali ) dan mendapatkan kesempatan lalu menurunkan tangung jawab dan kepercayaan.


 Hal ini memper kabur atau memperjelas status dan integritas ke-aluminian kota studi dari perspektif organisasi yang lebih luas. Itulah sebabnya tanggung jawab dan kepercayaan harus dikerjakan sebagai bagian dari mempersiapkan diri dan memperjelas status, integritas sebagai bran (HIPMA-Lani) Se-Jawa dan Bali.


 

Komentar