Masalah Burung Tanah Papua

 


"Andai saja Tuhan tidak ciptakan burung Cenderawasih
pasti tidak terjadi apa-apa
Semua akan baik-baik
 saja"




Pertandingan Generasi Salam Noken memang seru dan menegangkan. Persaingan keras antara tim pencinta alam yang dipimpin Bintang dan tim pencari fakta yang dipimpin Kejora mewarnai lomba “tukar bicara”.

Namun siapa sangka rumah balai pinang penginapan Generasi Salam Noken teryata sangat sunyi! berbagai keanehan terjadi saat mereka tiba di balai pinang horor tersebut. Kejadian dimulai saat Doberai menemukan sebuah cacatan pada jendela yang bertuliskan “Tidak ada rasa sedih” “terhadap kehilangan nenek moyang kami, kehilangan keluarga kami”. Pikir Doberai sambil menghayati kejadian pembunuhan militer 62 terhadap warga di kampungnya.

Lalu Bomberai juga menemukan sebuah tulisan “Tidak ada rasa sengsara” “saat kami pengisi di hutan rimbah, pohon berduri menjadi makanan dan hewan liar bersahabat berkawan dengan kami”.

Doberai dan Bomberai mengajak kawan-kawan Generasi Salam Noken untuk diskusikan hal-hal aneh yang sedang terjadi. “kita perlu membuat kalimat yang cocok dengan tulisan yang bercecer ini” Tabi dengan ide cemerlang penuh yakin. “Ini pasti kerjaan panitia untuk menjebak kami” kata Saireri sambil mengintip dari jendela seolah-olah panitia ada di sekitar situ.

Kemudian mereka mengumpulkan potongan kertas yang berceceran di seluruh kamar itu, lalu mulai tukar bicara seakan mereka free style pada festival rapper papua.

“Tidak ada rasa gelisah” “saat kami kumpul bersama keluarga baku tukar bicara”. Enggo penuh senis seakan Ia marah pada kawan-kawan kelompoknya.

“Tidak ada rasa berduri” “luka dan duri yang lahir dan tumbuh terhadap manusia ber-loreng penanam benih kebencian terhadap insan tak bersalah”. Anim Ha sambil memandang ke arah lukisan buaya pada dinding balai pinang. 

“Tidak ada rasa terganggu” atas perlakuan tidak manusiawi kepada pemimpin-pemimpin kami yang memahami kehidupan bangsa kami. Kata Lapago sambil buang luda (cara menghina di kultur orang asli papua)

“Tidak ada rasa dendam” “sebab sejara peradaban kami telah mencacat bahwa sesungguhnya kami tidak memiliki permusuhan dengan bangsa lain, yang kini seakan melihat kami dengan senit”. Tabi bersejarah karena ia lulusan universitas cenderawasih.

“Tidak ada rasa kebencian” “terhadap orang lain bila kalian tidak mengajarkan bagaimana kami membenci”. Ulagai sambil buka handsetnya.

“Tidak ada tangisan” “mama-mama kami dulu naikan doa untuk menyambut berkat yang dibawa fajar timur kini ratapan di subuh hari mengantikan doa pagi”. Kacak-kacak air mata Meepago.

 “Tidak ada teriakkan” “terdengar teriakan perempuan papua bergema dari cengkraman polisi dari orasi politik pembebasan”. Tutur perempuan Nemangkawi.

“Tidak ada penggusian” “seakan kami bertamu diatas rumah dan tanah kami sendiri”. Lelaki pujaan insos itu dengan raut wajah sedih mendalam.

“Tidak ada duka cita” “rasa duka dan pilu bertanda kami duka bangsa dengan kepergian mereka dengan berbagai macam cara aneh”. Dengan suara lantang perempuan Nehe.

“Tidak ada kelaparan” “membuat kami berharap dan bergantung pada program yang mendidik kami tangan diatas dan minta-minta seakan tidak berdaya”. Sambil memadamkan api rokok asli laki-laki, kaki abu naik dipanggil Nayak itu.

“Tidak ada kemiskinan” “segala macam sumber pendapatan dicuri dan memiskinkan kami secara terus menerus dan terencana”. Ucap Minggo dengan malas tahu.

“Tidak ada penjajahan” “kami dianggap buta huruf ketika kami keliru melafalkan bahasa nasional yang leluhur kami tidak pernah berjuang dan menyepakati hal itu”. Kata Doberai sambil keluarkan foto burung cenderawasih dari dompet yang sobek-sobek itu dan berpuisi memberikan kuliah mendadak. 

Berkepanjangan bernanah busuk di tubuhmu, Cenderawasih. semua ini terjadi karena kau Cenderawasih!.

Keindahan yang kau miliki, beraneka warna bulu yang kau miliki Telah mencuri perhatian orang di belahan dunia. Daya tarik mu sangat kuat, kau telah menjadi magnet bagi mereka. Mereka berdatangan sejak 1623 berlayar, pelayar disebut pencuri.

Kenapa cenderawasih tidak mematuk pencuri ini? Pemburu dan pencuri informasi yang terkandung didalam gunung nemangkawi. Pencuri mengantikan nemangkawi menjadi Carstensz-(Tiruan/palsu). Carstensz adalah nama penjelajah pertama ke bumi cendrawasih

Ulah mu menelan korban nyawa lebih dari segudang informasi yang kau curi. Derasnya penempaan darah telah bancir dan dipenuhi lewat batas. Akhirnya tuan rumah tak berdaya, kecuali hanyalah:

Gunung gunung telah menjadi rumah, hutan hutan telah menjadi pelindung, tumbuhan berduri telah menjadi makanan, hewan hewan liar berkawan dengan  manusia pengungsi diatas Tanah dan negeri mereka sendiri orang asli Papua.

Warna ludah buah pinang itu, telah menjadi tinta permanen di hati orang Papua. Kapankah, saat yang tepat? Dunia akan mengetahui kegelisahan dan kesengsaraan ini. Kegelisahan ini bolehkah aku titipkan padamu cenderawasih? Terbang Lah sejauh mungkin, dan bilang "saya adalah akar masalah Nya".   

Dengan begitu kehidupan ditata ulang dan kembalikan sejumlah label yang diberikan oleh mereka yang sesungguhnya palsu.

Untuk kembalikan keaslian identitas bangsa ku, ku pasrah berlari menuju puncak terjal-terjal tinggi dan menempel secara permanen menulis dengan tinta permanen pula, bahwa benda aneh dan langka yang terkandung dalam Gunung n e m a n g k a w i  yang diselimuti oleh salju putih itu terlindungi. Terlindungi artinya hilangkan rasa kesedihan, hilangkan rasa benci, tiadakan rasa sengsara yang membara.

Negeri yang gersang karena mengeruk isi kekayaan itu, kini mulai tumbuh daun-daunan hijau, duri yang membekas di ingatan, mulai pulih, Kesejukan udara segar mulai terasa sebab selama ini, Nemangkawi diapit oleh Amerika dan Indonesia. Seperti itulah harapan namun tidak dapat menjadi kenyataan.

Menanti hal ini menjadi nyata adalah sebuah tusukan yang terus menerus mengingatkan bahwa mengajakmu (pembaca) melihat dan alami dari dekat agar anda dapat memahami kebenarannya secara utuh, maka anda akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk orang lain. Lalu bomberai menutup tukar bicara itu dengan mengajak menyebutkan yel-yel mereka “salam Noken!!” “Papua 1” teriak mereka dengan keras.



Komentar