Lion Air: D I L E I
Lion Air: D I L E I
Jakarta
(CGK) SOEKARNO HATTA INTERNASIONAL AIRPORT-TERMINAL 2E
+pemberhentian
di biak (BIK) 50M
Jayapura
(DJJ) Sentani
Trigana
Air (DJJ) ke (WMX) Pukul 14:15
Pergi Sebagai Tamu, Pulang Sebagai Tuan
D i l e i arti sederhana adalah suatu keberangkatan
penerbangan tidak sesuai standar operational prosedur (SOP) atau
tidak sesuai informasi tiket.
Hari Sabtu itu adalah hari terakhir Ula menginjakan
kaki di Tanah rantau, karena Lion Air,JT-938 sedang menunggu pukul 21:00 (CGK)
ke (DJJ) pukul 09:00 7 april yang dilei itu.
Jadi pass 6 April 2024, pasukan dong bikin poster
ajakan untuk turun di lampu merah untuk menjual saja dalam bentuk hias tubuh,
kas hancur wisisi, dan menyanyi sambil mengiringi gitar Ulagai untuk kegiatan Bulan Desember nanti di kota studi.
Setelah dari lampu merah ke kontrakan dan kami
berjabat tangan KUMBI sebagai simbol perpisahan dari komunitas orang
papua di tanah rantau. Secara kehadiran dan tubuh ula memang berpisah dengan
mereka-keluarga besar di Tanah rantau tapi, semangatku, pemikiranku senantiasa
bersama mereka tumbu dan berkembang didalam komunitas dengan semangat
persatuan.
Beberapa orang bilang “kk pulang jaga tanah”
ada yang bilang “kk akan kembali kah?”
ada yang senyum saja, suasana penuh tenang dan
ekspresi yang susah diutarakan dengan kata-kata.
Bagi Ula memang berat untuk tinggalkan kota dan
mereka. Karena kami memiliki pengalaman tentang liku-liku kehidupan menjadi
tamu di negeri orang. Tapi sekali lagi Ula yakin dan percaya “semangatku,
pemikiran ku senantiasa bersama mereka tumbuh dan berkembang didalam komunitas
dengan semangat persatuan”.
Ada
empat orang mengantarkan Ula di bandara Jakarta (CGK) Soekarno Hatta Internasional
Airport-Terminal 2E. Kami lupa foto bersama karena sibuk cecking
mandiri dan waktu pesawat lepas landas 8 menit lagi, jadi Ulan diijinkan masuk saja tanpa melapor Bagasi. Hal itu terjadi akibat manajemen
Lion Air d i l e i.
Setelah di ruang keberangkatan, semua penumpang maskapai Lion Air hari itu menunggu satu jam dua belas menit karena pesawat belum tiba di bandara (CGK) dari bandara lain.
Dari semua penumpang hanya Ula yang bawa naik barang banyak karena tidak melalui Bagasi.
Perasaan tra enak campur aduk percaya diri di hadapan para penumpang adalah suasana jiwa yang terjadi sebagai kenangan hidup yang Ula berbagi melalui tulisan yang anda baca. Keberangkatan itu transit Makasar tiba di bandara Biak lalu lanjut sampai di Sentani Jayapura papua.
Perjalanan cukup melelahkan ini perlu histrahat tapi sebelum itu Ula menemui Bella dan Diron yang datang ambil barang kiriman Rahel.
PenaYonda-Bella dan Diron di Bandara SentaniSetelah ketemu kami berpelukan hangat dan tukar bicara dengan penuh ceria dan canda tawa. Setelah
mereka pulang kembali, Ula ditelepon Nehe.
Kamu tahu, tong baku cari rame sampai panas sentani macam trada rasa.
Tapi ada rasa yang lain bikin hari beda.
Memang dalam beberapa bulan sering baku chat dan telepon.
Walaupun tidak lama banyak hal yang bisa
menjalankan bersama jika Ula bawa pulang Nehe di Tiom hahah tes toooo.
Setelah berdua berdekatan baku tipu tentang
kesibukan masing-masing di warung dekat Bandara Sentani, kami bubar ke rumah
masing-masing.
***
Rumah Panggung di Sentani, Ula jumpa dengan Nene Yanengakwe. Beliau banyak cerita tentang perubahan, kehilangan seseorang, kerinduan dan harapan melalui nyanyian ratapan(lee ndawi).
Ula bela kayu bakar yang ada di dekat dapur dan mandi
lalu histrahat hingga pagi datang. Burung-burung berkicau seakan mematok pintu
rumah, jangkrik bersahut-sahutan dengan ayam mengajakku menyaksikan dunia
mengawali hari.
Lalu Ula jalan santai menuju bandara untuk tujuan
Wamen. Pass pukul 11.45 am, 8 april 2024 Ula pulang sebagai Tuan di tanah
kelahiran dari 8 tahun di perantauan.
Setelah ambil tas dari bagasi Ula naik becak menuju GAP. GAP adalah singkatan dari “Generasi Anak Panah” sekaligus rumah. Ula merasa terhormat dengan penjemputan keluarga, kami duduk melingkar menyanyi ratapan melepas rindu dan menyabut kebahagiaan sebab hanya itu harapan orang tua.
Pergi dan pulang membawa harapan
dan nama baik keluarga, walaupun kita tidak kasih sesuatu sebagai imbalan.
Imbalannya adalah bikin orang tua senyum dengan kita pulang membawa ilmu
pengetahuan untuk mendongkrak derajat keluarga dari banyak aspek.
Secara budaya Barapen Wam dan Ubi adalah pesta sukuran dan penghormatan sesama keluarga pada konteks cerita ini.
Doa selamat pulang ke rumah “akumi
inegi pugu nagenagarak mee.. ne yibaganen at Nataniel ambi ome nen werago nowak
nduk ala yokogo ooo wa.. Amin".
Komentar