look at your past





Ada sehelai kain berwarna merah,kuning,hijau digambarkan si lengendaris musik irama reage yang di gaungkan pada jendela rumah berbayar itu,dihuni oleh banyak kepala dari beda suku bangsa. Ada yang dari perbatasan bangsa aceh, ada juga dari kota buaya, adapula dari kota rusa dan dominasi oleh ulagai dari kota dingin Tiom-papua.

Sa baru saja tiba dari kota pendidikan, sa berlibur kesana sambil survei kampus untuk melanjutkan kuliah. Setelah beres urusan kampus pada tahun lalu bulan ke lima.

Setelah kembali tiba di kota bersih(Tangerang), sa masuk ke dalam kontrakan yang disebut Kunume(Secret) mahasiswa Lani. Pas buka alas kaki, kenampakan rumah terlihat berbeda dari sebelumnya. Didalamnya terdapat rak yang tersusun rapi karya ilmiah para senior dan buku-buku bacaan yang terlihat tak dikujung tuntas. Memang sudah terlihat kaya mengiasi dinding rumah.

Setelah salam-salam-Kumbi(berjabat tangan) pandanganku tertuju pada deretan pada rak itu, ku menuju mendekati rak itu, ku mulai seleksi di antaranya yang berkaver warna merah. Lalu sa ambil dan meniup debu yang hingap dan sa ambil posisi nyaman.

Sa buka halaman pertama,yang berisi informasi tentang identitas buku itu. Lalu sa buka halaman selanjutnya, disana terdapat sebuah tulisan yang diselipkan sebagai pembatas oleh pembaca sebelumnya yang sebenarnya siapa? sa juga belum mengetahuinya.

Bagian depan dari sepotong kertas berlipat itu, bertuliskan seperti ini!

"look at your past"


Sa merenung sejenak lalu ambil sepotong kertas dan buka dengan penuh penasaran.Lalu bagian dalam tertulis

"selamat datang di dunia jujur"

kertas ini macam misteri sa pikir dalam hati.

Setelah ini, sa mulai berdiri dan cari tempat lain


karena ada keributan penghuni secret.

Sa keluar menuju balai warga, hanya 5 detik dari rumah, dimana beberapa anak kecil berusia Tk sedang bermain dan diawasi orang tua mereka.

Sa sapa mereka dengan bertanya nama-nama mereka tapi tidak ada yang sa ingat karena nama-nama mereka cukup sulit bagi sa untuk di ingat. Sa tra rasa kalo sa tra jadi baca cacatan yang bikin penasaran itu.

Pass waktu Mangrib(solat sore) orang yang lalulalan sudah mulai sepih. Kebetulan ada Kopi Senang di dapur. Jadi, sa tuangkan air di hot waterer lalu colok ke listrik, setelah beberapa menit air sudah bakalai dan saya pun melarutkan serbuk kopi dan aduk hingga aromanya tercium mewarnai aktivitasku.

Kemudian sa kembali ke balai warga, duduk rapi dan membaca cacatan yang terus bikin penasaran itu dengan cukup bergairah. Ternya isi dari sepotong kertas itu adalah:

Ia menuliskan sebuah pengalaman berdasarkan konteks dan sangat jujur serta emosinya yang tidak stabil. Ia menuliskan tentang masa lalunya yang baginya tidak mudah untuk dilupakan. Dan redaksi kalimatnya penuh kekecewaan.

sebenarnya Ia sangat rindu meminta maaf kepada seseorang yang Ia pernah sakiti namun sudah tiada lagi saat ini. Seseorang itu tidak lain adalah Ibu kandungnya. Karena Ia sering mengambil uang darinya tanpa meminta izin dengan jumlah yang cukup besar.

Baginya tidak terus teran kepada Ibunya adalah sebuah beban yang menghantui pikirannya setiap saat. Tidak lagi mendengarkan dan menerima permohonan maaf yang paling tulus dan sunguh-sunguh oleh Ibunya yang telah lama pergi beda alam menghadirkan penyesalan dan memberi efek pada kesehatan mentalnya.

Dari uraian cerita melalui cacatan ini, dapat pembaca mengambil hikma bahwa "meminta maaf" adalah sesuatu yang sangat penting dan perlu dilakukan sebagai sikap, agar kita tidak lagi dihantui oleh rasa bersalah.

Pada cacatan nya mengandung sebuah ungkapan kejujuran yang dibungkus dalam ekspresi kekecewaan. Kecewa karena terlambat ucapkan jujur. Jujur karena penyesalan adalah jalan yang buntu terhadap kesehatan mental.

Pikiran harus dibebaskan dari segala hal yang mengehatui kita. Sebuah ingatan tentang masa lalu yang buruk sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.

Itulah sebabnya artikel ini dihadirkan untuk kita merefleksi kembali tentang; Pengalaman buruk di masa lalu, Kepahitan terhadap seseorang, Dendam kepada seseorang, Ketakutan akan masa depan atau suatu hal dan Kegelisahan terhadap impian dan cita-cita atau perihal lain.

***
Hi...Pembaca! jika anda memiliki masalah yang mirip seperti di tulisan ini. anda hanya perlu "minta maaf " dan jangan! pernah mengulangi hal yang sama pada orang lain pada waktu yang berbeda pula.

Saat itu juga benih kesehatan mental sudah mulai ada di dalam diri anda dan anda perlu menumbuhkan dengan cara membaca artikel atau buku-buku tentang kesehatan mental dan terus bertumbuh hingga menjadi sebuah kebiasaan dan sehat mental menjadi miliki anda.

PenaYonda
27/02/24
@pengikut
@sorotan

Komentar