Sa Jaga Orang Lain Pu Jodoh

Untuk kali ini sa kaku sekali untuk menulis,tidak seperti biasanya mengalir begitu saja.

Macam kaku sekali,

 macam sesak di ruangan tertutup,

macam buntu di jalanan,

 macam pilu menerima kenyataan,

macam pengap di lorong yang sangat sempit.

pikiran kacau balau tapi sa tra pergi di tempat bertamasya untuk segarkan kekacauan jiwa dan jernikan  berantakannya pikiran ini.

jadi sa hanya memilih duduk di teras rumah. kebetulan ada kopi dari pegunungan arfak yang dibawa adik angkatan dan letakan jari yang gementar ini pada kibor dan mengetik dengan satu jari sambil nikmati aroma kopi itu dan membanyiri imajinasi serta bermain kata-kata  seolah-olah mengobti duka hati.

 Ko tahu sa pikiran su angap semua perempuan di bumi ini seperti ko punya tingkah yang lembut seakan ko setia dengan jaga kepercajan. Sa pu keberanian menyatakan serius di sa punya tanaman bunga  membatasi kupu-kupu lain hingap untuk meresapi genangan air pada mekar karena ada ko punya nama tertulis disana pada sehelai daun.

Sa coba menjadi ranting agar daun tetap hijau, sa perjuang menjadi batang agar rating tetap masih terhubung, sa coba bercabang  menjadi dahan agar tanaman terus berkembang, sa berusaha tetap berdiri menjadi  tangkai agar tetap menahan beratnya daun dan ranting serta dahan, sa terus menunduk kebawa menjadi akar agar menyerap nutrisi sehingga kehidupan tanaman bunga tetap ada dan hidup untuk selamanya pada musim kekeringan dan kesuburan.

Sa coba setia sirami dan merawat tanaman bunga selamanya selayaknya Tuan di pasar tanaman.

Adoo... Sa terluka, luka sekali,adoo..sa trauma,trauma skali. kini tanamanku dicabut orang. Bunggaku laju. Dengan menulis tentang bunggku adalah caraku yang paling ampuh untuk mengobati duka hatiku.

29/01/2024

Penayonda 

Komentar