Jejak Raga Tiga Sahabat Di Kitong Bisa Learning Center Jayapura
Penulis: Raimon Tawane
Cerita mulai berlatar dari Dormitory Atmajaya Kampus tiga BSD
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten area Kampung Cisauk, Kota Metropolitan
Jakarta.
Mentari yang bersinar manis waktu pagi hari itu, seakan-akan
menyimpan pesan gembira bahagia dan mungkin sesuai harapan yang diwanti. Dengan
penuh harapan terus menatap sang mentari, akhirnya mentari memberitahu pesan
bahagia tersebut dengan penuh senyum bangga kepada anak-anaknya. Anak-anak
tersebut telah lama keluar meninggalkan rumah kelahiran untuk mengadu nasib
selama tiga tahun dalam genggaman pencipta dan iringan manis doa Ibu. Tepat
pada tanggal 20, hari jumat bulan agustus ketika mentari tak lagi memantulkan
cahayanya, 15 sahabat itu berpamitan dari tempat mereka tinggal dan bergegas
pergi ke Bandar Udara Soekarno Hatta.
Selanjutnya anak-anak itu akan berangkat ke tanah kelahiran dan
akan tiba di Jayapura Bandar Udara Sentani. Beberapa jam termakan habis diatas
udara dengan posisi duduk menyiksa tulang belakang hingga tiba di Bandara Udara
Sentani pada hari sabtu jam tujuh. Hari merasa legah, bahagia, senang, senyum
sendiri, semangat, ceria, tertawa, dan bersyukur karena bisa kembali
menginjakan kaki di atas tanah tercinta yakni Papua. Setelah sekian lama rindu
menumpuk menghabiskan ruang-ruang harapan dalam hati, akhirnya rindu terobati.
Dengan berbagai rasa yang menghampiri saya bersama teman-teman di Bandar Udara
Sentani, kami mengarahkan tujuan perjalan pada arahnya. Perjalanan membawa kami
melewati jalanan sentani, indahnya danau sentani, melewati expo, abe hingga
kota raja dalam. Saatnya kami sampai di titik perjanjian sesuai koordinasi
pimpinan-pimpinan kami. Namun hampir tiga jam termakan habis, karena kami belum
tahu benar harus bersandar ke dermaga yang mana. Seperti orang asing rasanya
dipandang orang lain, namun hanya perlu bertahan sejenak dalam terik matahari
menunggu kepastian dermaga.
Saya dan dua sahabat yakni Ino dan Alfa, menemukan arah kemana
kami bertiga harus pergi meninggal 12 sahabat yang lainnya di tempat itu.
Suasana melenceng menimbulkan sedikit ratapan, karena tempat kami bertiga
bertugas sangat jauh dari jangkauan teman-teman yang lainnya. Ratapan pun
berlalu dengan meninggalkan pesan dan kesan harapan yang saling menguatkan
sambil berpelukan. Perjalanan pun membawa kami bertiga menuju Jayapura Kota
tepatnya di Dok Delapan Pantai yakni sekitar tempat magang kami bertiga. Roda
mobil berhenti pada satu depan kos-kosan. Kos-kosannya satu lantai diatas dan
lumayan bagus bagian luar dalamnya. Namun setelah sampai di dalam kos itu dan
sambil bercerita dengan Ibu pemilik kos, ternyata ekspektasinya melonjak sangat
tinggi melewati langit-langit harapan.
Dengan terus saling tawar-menawar sahabat Ino dengan Ibu kos, Ibu
kos terlihat berbeda sikap yang sedikit agresif. Dengan tindakannya yang
menggambarkan ekspektasinya membuat mental kami agak sedikit down. Kala itu
hari menurunkan secangkir hujan, rasa lapar menghampiri, lelah menyelimuti, dan
sedikit tidak berfikir dengan baik. Untungnya waktu itu, sahabat Alfa dan kakak
Tisya sudah membeli makan. Sedikit merenung dan bertanya pada Tuhan, godaan
seperti apa ini Tuhan?. Akhirnya kami tidak menempati kos itu, dan pergi
meninggalkannya dengan alasan menginap dirumah kelurga untuk semntara waktu.
Sambil tinggal di keluarga kami berusaha mencari kos-kosan yang dekat dengan
tempat magang kami. Cerita terukir pada hari senin tanggal 22 ketika kami
bertiga mendapatkan kos-kosan yang aman, nyaman, tentram tepat di Dok
Delapan atas berkat bantuan salah satu sahabat. Menurut ceritanya
kos-kosan yang sekarang kami tempati merupakan keluarganya.
Sebuah kejadian yang menakjubkan, bapak yang punya kos ini berhati
malaikat. Bapak tersebut sangat baik dengan keberadaan kami disana. Kami
diberikan fasilitas yang baik, baik dari kosnya yang nyaman, kamar mandi, satu
kamar tidur dan satu ruang tamu, air bersih yang terus mengalir, kompor untuk
masak, mejikom khusus untuk masak nasi, dan bapak juga memberikan kode WIFI-nya
supaya kami bisa mengerjakan tugas dan yang lainnya kami lengkapi sendiri. Sang
mentari sudah pergi dan malam pun menyapa kami di titik itu dengan rasa syukur
karena kasih Tuhan akhirnya kami bertiga bisa mendapatkan tempat yang sesuai
dengan harapan. Sahabat Alfa adalah seorang cewek, itu sebabnya kami berdua
(Ray dan Ino) memintanya untuk tidur di kamar. Sementara kami berdua akan
menghabiskan rentang waktu yang panjang dengan bangun tidur di ruang tamu. Itu adalah
cara dan sikap bagaimana kami berdua menghargai dan memperlakukannya
sebagaimana mestinya. Kami berdua juga sangat berterimakasih karena
kehadiran-nya membuat saya dan Ino bisa belajar banyak hal-hal baru seputar
dunia cewek hehe.
Waktu yang terus berlari pada kecepatannya, menghantarkan kami
pergi ke tempat magang. Lebih tepatnya tempat mengajar karena kami adalah
mahasiswa PGSD atau Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Perjalan dari tempat kami
tinggal ke tempat magang membutuhkan waktu setengah jam atau 30 menitan, itu
pun lebih cepat dan kalau berjalan santai sambil menikmati perjalan bisa sampai
sejam. Pembelajaran di rumah belajar biasanya berlangsung sejak, yakni dari jam
14.00-15.00. Oleh karena itu biasanya kami bersiap waktu dini. Bangun tidur di jam
tujuh, mandi mungkin delapan sampai sepuluh, masak dan makan jam 12 dan
setengah satu lewat sudah berangkat ke tempat magang. Disana kami bertiga
bertemu dengan anak-anak yang semangat belajar sangat besar dan sangat unik
sehingga hal itu membuat saya dan dua sahabat saya semakin semangat untuk
mengajar dan belajar. Waktu terus berlari meninggalkan kami di lorong-lorong
menit dan ujung gelap malam bersama dengan kegiatan mengajar dan belajar.
Dengan begitu tak terasa kami bertiga memasuki bulan November.
Sampailah kami tiba di satu hari, sahabat Ino mengalami sakit dua
hari sebelumnya dan puncaknya di hari ketiga, sehingga saya pun mengantarnya ke
rumah sakit Dok Dua. Setelah sampai disana kami melanjutkan aktivitas berobat
sebagaimana mestinya dan balik pula ke kediam kami. Saya ambil makan untuk
Shahab Ino di dapur yang porsinya cukup besar, namun Ino tidak menghabiskannya.
Saya pikir orang yang sakit harus makan banyak, tapi itu hanya pikiran saya
yang sependek itu. Karena nasi yang dimasaknya tidak dihabiskan, maka saya pun
ambil dan makan sambil berkata “kita berdua sahabat baik, sakit ini kita
rasakan bersama”. Satu hari kemudian sakitnya Ino mulai menurun dan sakit itu
tertular ke saya dan dari saya tertular lagi ke Alfa. Dengan kondisi tubuh yang
sakit hingga sembuh oleh pertolongan Tuhan medis dan doa orang-orang baik.
Singkat waktu yang tersisa, kami masih melakukan proses magang dan
membantu hingga pada Bulan Desember. Sesuai dengan kesepakatan bahwa selang
waktu mengajar kami akan sampai pada tanggal 15 Desember. Dengan tiba pada
tanggal 15, terdapat sebuah kegiatan project akhir tahun yang dilakukan
sekaligus perpisahan dengan anak-anak dan orang tua. Suasana kala itu,
anak-anak sedang meratap karena kami akan berpisah dengan mereka. Setiap
anak-anak tersebut dengan kasih sayangnya memeluk kami bertiga dan setetes air
mata pun membasahi pipih-pipih mereka. Kami pun merasakan dalamnya cinta mereka
pada kami, dan kami pun terharu bercampuran bahagia.
Mengenal
Kitong Bisa Learning Center Pada Umumnya
KBLC merupakan salah satu Yayasan yang bergerak di bidang
pendidikan non formal. KBLC ini sudah lama didirikan, yang salah satu
pendirinya adalah bapak dari Billy Mambrasar. Kitong Bisa pertama kali
didirikan pada tahun 2009 sebagai pusat pembelajaran di Serui, Papua. Hal ini
bertujuan untuk menginspirasi anak muda Papua untuk mendapatkan pendidikan yang
lebih baik, sukses dan keluar dari garis kemiskinan. Saat ini, kami memiliki 7
pusat pembelajaran di Fakfak, Jayapura, Serui, Merauke, Sorong, Beo dan
Arborek.
Kami mengajar siswa dengan kurikulum RESPECT kami yang disesuaikan
dalam bahasa Inggris, untuk memenuhi perubahan perilaku dengan mencapai soft
skill, pemikiran kreatif, dan kecerdasan kewirausahaan. Kitong Bisa telah
mendidik lebih dari 2000 anak di seluruh Papua. Karena keberhasilan itu, Kitong
Bisa secara profesional diminta untuk memberikan konsultasi bagi pemuda dan
berbagai organisasi nirlaba untuk memulai inisiatif sosial, mengikuti jalur
Kitong Bisa. Oleh karena itu, dari sebuah pusat pembelajaran kecil, Kitong Bisa
kemudian berkembang menjadi konsultan manajemen untuk organisasi nirlaba
lainnya, baik lembaga nasional maupun internasional.
Pada tahun 2015, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia
mempekerjakan Kitong Bisa, melalui program beasiswa Australia Awards, untuk
memberikan pelatihan di 5 provinsi fokus geografis (Aceh, NTT, NTB, Papua, dan
Papua Barat). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak muda di
daerah tersebut untuk menginisiasi inisiatif sosial untuk menyelesaikan
permasalahan sosial di daerahnya. Sebagai output dari program ini, 4 pusat
pembelajaran lagi dibentuk dan telah beroperasi hingga saat ini. Lebih banyak
lagi proyek sukses lainnya dilakukan bekerja sama dengan sektor swasta, seperti
Garuda Indonesia, PT Pertamina untuk mengembangkan dan membekali ruang kelas di
beberapa pusat pembelajaran. Perusahaan lain seperti PT Freeport Indonesia,
yang mendanai program pengiriman pelatih guru ke daerah terpencil untuk melatih
guru lokal di sana untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka untuk
memberikan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya adalah kerja sama
dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia untuk menggelar meet and
greet antara duta besar Amerika Serikat dan pegiat pemuda di Papua dan Papua
Barat.
Pengalaman
Magang Sebagai Bekal
Dikutip dari program magang Dosen dan kementerian pendidikan dan
kebudayaan tahun 2020, Program magang adalah suatu kegiatan pembinaan oleh
Dosen kepada mahasiswa yang dikelola secara terpusat dan merupakan suatu
program nasional bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswanya. Program
yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh Kaprodi serta Dosen ini merupakan
ajang pengembangan soft skill dan hard skill mahasiswa. Melakukan program di
suatu lembaga pendidikan merupakan kebanggaan tersendiri karena secara langsung
seorang praktikan dapat menjumpai situasi dan kondisi yang dapat terjadi di
lapangan. Melihat, merasakan dan dapat mengatasi kendala-kendala dalam proses
magang khususnya dalam proses pembelajaran adalah cara untuk melatih diri yang
meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan/fisik
(psikomotorik), dan untuk melatih psikologi, emosi bahagia, emosi amarah, emosi
sedih, serta melatih keterampilan untuk disimpan sebagai bekal untuk menghadapi
masa depan yang penuh tantangan tersendiri.
Keterampilan
Magang yang Harus Dimiliki di Abad 21
Sebagai pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh semua orang
tidak terkecuali, bahwa kehidupan di abad 21 adalah kehidupan yang mewajibkan
semua umat manusia untuk bersetubuh dengan berbagai alat teknologi. Disebut
keterampilan karena seseorang harus mempunyai skil untuk memainkan peran yang
menyatu padukan pengetahuan dengan memanifestasikan organ tubuhnya. Sehingga
tujuan untuk menggunakan sebuah teknologi bisa dapat tercapai dengan baik.
Seperti apakah keterampilan yang harus dimiliki di abad 21?. Keterampilan yang
saya paparkan dibawah ini adalah keterampilan yang saya pelajari sedang dan
setelah melakukan proses magang.
Berikut adalah keterampilannya dalam konteks magang:
1. Komunikasi
Komunikasi
dapat terjadi dalam dimensi ruang dan waktu kepada siapapun. Komunikasi yang
baik mendeskripsikan sikap, cara berpikir, dan pola hidup. Dalam konteks magang
ini, komunikasi ini sebagai media untuk menyampaikan materi, melakukan
evaluasi, memberikan motivasi kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
2. Percaya diri
Sebagai
Mahasiswa Praktikan memiliki keterampilan percaya diri ini sangat bermanfaat
lebih khusus dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan percaya diri yang
kuat, sehingga sebagai fasilitator, pengarah, pembimbing, pendidik, dan
pengajar kita tidak kaku dengan situasi dan kondisi anak-anak.
3. Public speaking
Public
speaking tidak terlepas dari keterampilan berkomunikasi. Namun public speaking
mengarahkan seseorang untuk berani dan lancar dalam mengutarakan pendapat
ataupun memberikan informasi sesuai konteks.
4. Manajemen waktu
Mengatur
waktu untuk melakukan kegiatan apapun sangat dipentingkan. Pada peradaban dunia
yang dewasa ini, saya merasa sudah tertinggal jauh soal mengatur waktu dengan
tepat dibanding teman-teman yang lain. Namun saya memiliki resiliensi yang
kuat, yang membuat saya bangkit kembali dan dapat mengatur waktu sesuai
kebutuhan.
5. Bertanggung jawab
dan konsisten
Bertanggung
jawab dan mengerjakan sesuatu dengan konsisten merupakan kepercayaan diri yang
dibangun. Tanggung jawab dan konsisten hal yang berkesinambungan yang dapat
dilihat dari kinerja dan sikap seseorang.
Pentingnya
Pendidikan NonFormal
Lembaga swadaya masyarakat adalah sebuah organisasi yang berdiri
sesuai dengan aturan untuk mengembangkan kehidupan yang baik di kalangan
masyarakat. Kitong Bisa Learning Center saat ini memiliki visi dan misi
pendidikan sesuai dengan pengaturan dan fungsinya. Dengan begitu apakah
pendidikan formal itu penting?. Pendidikan formal sangat penting, karena Kitong
Bisa Learning Center memiliki visi dan misi pendidikan sebagai upaya untuk
membantu masyarakat serta Indonesia untuk mencapai tujuan hidup yang baik.
Selama proses magang saya menemukan banyak perubahan yang signifikan dari
anak-anak yang kami ajarkan. Anak-anak yang awalnya belum bisa berhitung
penjumlahan, perkalian, pembagian dan pengurangan, namun setelah kami ajarkan
dengan cara yang baik sehingga anak-anak itu dapat melakukan perhitungan.
Lembaga Swadaya yang bergerak di bidang pendidikan seperti Kitong Bisa Learning
Center harus didirikan di berbagai daerah di Papua, apalagi daerah 3T yaitu
Kabupaten Mamberamo Raya. Oleh karena itu pusat belajar nonformal juga tidak
kalah pentingnya dengan sekolah formal.
Kesimpulan
Program magang ini dilakukan selama lima bulan setengah. Program
magang dilakukan oleh tiga orang Mahasiswa yakni Inosius Kalakmabin, Alfrida
Esop dan Raimon Tawane. Proses magang ini sudah berjalan dengan baik, yang mana
terlaksana proses maganganya dapat terjadi karena kerja sama, saling mendukung
dan saling membantu. Walaupun banyak kendala-kendala yang dihadapi, seperti
harus jalan kaki selama 30 menitan menuju rumah belajar yang terkadang
terlambat, harus menunggu siswa, dan pada saat belajar harus mengamankan siswa
yang bermain serta harus sesuaikan pembelajaran, perkataan, emosi, dan pikiran
dewasa harus disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak-anak.
Kesan
Saya secara pribadi sangat berterimakasih dan bersyukur karena
bisa melakukan proses magang di Kitong bisa Learning Center. Dengan melakukan
proses magang disana, saya dapat terjun langsung untuk melihat, merasakan, dan
mengatasi permasalah pembelajaran yang berskala kelas pembelajaran dengan
pengetahuan yang didapatkan saat mengikuti kuliah. Luar biasanya di sana saya
tidak hanya melakukan proses mengajar saja, namun saya juga dilibatkan dalam
berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Kitong Bisa Learning Center. Dengan
demikian saya juga dapat belajar pengetahuan baru melalui anak-anak, teman
pengajar, orang tua, dan juga situasi dan kondisi yang sedang terjadi di
lingkungan sekitar.
Pesan
Penutup
Untuk
Mahasiswa
Komentar