FILOSOFI DAN KONTRUKSI HONAI
BUDAYA PENAYONDA
KEBUDAYAAN WEST PAPUA
HONAI
FILOSOFI DAN KONTRUKSI HONAI
PENDAHULUAN
Pada zaman moderen ini, manusia terjebak dengan pandangan bahwa, apa
yang datang/masuk dari luar lebih baik daripada apa yang sudah ada. Pola pikir
ini mengkredilkan makna-makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam sesuatu
yang sudah ada itu tidak lain adalah Honai. Honai adalah sebuah rumah berbentuk
dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman dengan atap kerucut yang
terbuat dari jerami. Arsitektur leluhur orang asli papua telah meletakan dasar
pemikiran Dunia Hijau (the world green)
dan menyelamatkan bumi dari pemanasan
global. Pemikiran Dunia Hijau dapat dilihat dari pemilihan material yang
digunakan dalam mengkontruksi bangunan Honai 100% berasal dari bahan alami yang
ramah lingkungan.
Menurut A. Senin, 26 Agustus
(2019), tinggi rumah honai sekitar 2,5 meter yang terbagi menjadi dua bagian
yaitu lantai bawa dan lantai atas. Ia juga menegaskan bangunan rumah honai
tidak dilengkapi dengan jendela karena perkiraan suhu di papua sekitar 10-15 c di malam hari. Didalam Honai
terdapat tungku api di pusat pilar bangunan. Honai adalah wujud nyata dari
hasil pemikiran arsitektur leluhur orang asli papua. Menurut taksonimi blum
revisi, kata kerja memproduksi adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi,
oleh karena itu Honai adalah sebuah
produk dari pemikiran yang perlu mempertahankan yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk
selamanya.
Konrtuksi bangunan Honai yang sangat sederhana dengan penuh makna.
Makna yang terkandung dalam Honai disebut sebagai filosofi.
Filosofi Honai
Bentuk fisik bangunan honai dan aktifitas didalamnya mengandung
nilai-nilai hidup dan funsional. Bentuk lingkar mengambarkan rantai persatuan,
tidak membelakanggi orang lain, semua orang terhormat dan duduk setara serta berhadapan.
Kesatuan dan persatuan itu terbentuk dan bertumbuh melalui aktivitas
kebersamaan tinggal dalam satu Honai maka semua orang akan sehati, sepikir dan
satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Satu pintu mengambarkan cara
orang papua memandang masa depan dengan fukus pada hal yang tertuju. Ukuran
pintu yang kurang tinggi dan lebar agar saat masuk dan keluar terbiasa
menunduk, kebiasaan ini, membentuk sikap
tunduk kepada Tuhan dan orang lain. Empat pilar mengartikan dua kaki dan dua
tangan manusia yang dapat digunakan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup
selajak-Nya pilar menahan berat bagunan.
Satu tungku api mengandung
makna jantung/pusat pandangan karena semua orang akan mengelilinginya sambil
menghangatkan badan. Selain itu, beberapa kebiasaan yang mengambarkan paham
komunal adalah keluar masuk melalui satu pintu, berkebun bersama, memanen hasil
bermasa, masak dalam satu tungku, satu alat masak, bagi-bagi seisi rumah,
sama-sama kenjang. Komunal artinya mewujudkan kepemilikan bersama. Fungsi honai
juga sebagai tempat penyimpanan aset, simbol dan peralatan warisan leluhur, tempat pendidikan secara
literasi lisan, tempat rahasia,tempat sebagai rumah orang asli papua.
Arsitektur Leluhur Orang Asli Papua Tetap
Relevan Dari Moderen
Dengan pandangan bahwa, apa yang datang/masuk dari luar lebih baik daripada apa yang ada ini, telah mengoreksi dengan kasus seperti ini
“Gubernur Suebu pada masanya dan rombongan melakukan kujungan turun desa (TUNDES) ke kecamatan sugapa kini ibu kota kabupaten Intan Jaya papua. Rombongan dibagi-bagi menempati sejumlah rumah pemerintah yang ada karena tidak ada penginapan hotel. Pada saat kegiatan berlangsung pada siang hari, Gubernur Suebu berbicara tentang pembangunan kecamatan, termasuk pembangunan rumah sehat bagi masyarakat untuk mengurangi penyakit ganguan saluran pernafasan yang diakibatkan oleh asap yang terhirup dalam honai. Pada malam harinya tidak ada acara karena udara dingin. Rombongan diharapkan tidur lebih awal, agar pada hari berikutnya berangkat lebih pagi untuk menghindari suaca pegunungan yang sering berubah-rubah dan dapat menghambat penerbangan.
Ternyata udara pegunungan di kecamatan itu pada malam hari sangat dingin, menyebabkan rombongan tidak bisa tidur dan mondar mandir di beranda rumah seng yang mereka tempati. Lalu pegawai kecamatan yang ditugaskan medampingi rombongan itu mendekat dan berbisik kepada mereka, “kalau bapa-bapa mau menghangatkan badan silahkan bergabung ke Honai” sambil menunjuk hanai dibelakang rumah seng(rumah sehat). Setelah rombongan bergabung di honai,sambil menghangatkan badan, mereka menertawakan apa yang terjadi pada diri mereka.
Ternyata rumah sehat yang mereka bicarakan saat kegiatan di siang hari, tidak cocok dengan kondisi udara pegunungan yang dingin itu. Itulah jawaban teka-teki mengapa dibagian belakang rumah “sehat” ada sebuah Honai”.
Jadi,rumah Honai sangat relefan berdasarkan kontek lingkungan, dan paling cocok dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Kontruksi
bangunan Honai yang sederhana dan penuh makna dengan pengunaan alat bahan non
logam ini seharusnya mendidik arsiktektur moderen dalam mendesain bangunan yang
memgutamakan dan mempertimbangkan efek buruk terhadap jangka panjang yang memungkinkan terjadinya pemanasan global.
Manfaat bahan kontruksi bangunan honai yang ramah lingkungan seperti keramik, rumputan,
tali rotan, dan kayu atau non logam ini adalah terhindar dari guntur dan percikan listrik yang dapat
membahayakan orang. Jenis kayu yang dipilih adalah kayu keras yang sudah teruji
sehingga bangunan honai dapat bertahan 10 -12 tahun.
Pembanunan
Rumah “sehat” dapat mempercepat
terjadinya pemanasan global. Hal itu dibuktikan dengan bahan bangunan
yang digunaan mendominasi bahan Logam seperti besi, baja, aluminium, dan
zincalume, kaca, paku,dll. Ketika cahaya matahari mengenakan kaca, kaca memantulkan
panas ke lapisan udara (atmospher)
sehingga senyawa karbon dioksida CO2 makin banyak. Semakin banyak CO2 di udara suhu panas di
permukaan bumi meningkat, akhirnya lapisan
ozon terjadi penipisan dan bocor akibatnya terjadi pemanasan global.
Pemanasan
global adalah perubahan suhu panas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Berbagai
aktivitas manusia yang menghasilkan karbon dioksida CO2 adalah pernafasan,
hasil pembakaran bahan bakar, jalan
aspal, asap pabrik, rumah kaca, dan pembakaaran hutan. Selain itu dena bangunan
yang dempet-dempet setiap pintuh rumah diapit dari pintu rumah sesudah dan
sebelum, tanpa halaman rumah yang luas sehingga menimbulkan kebutuhan baru
yaitu air conditioner (AC) inilah
efek buruk dari rumah sehat yang dibangun.
Untuk
melakukan upaya pencegahan dari potensi terjadinya pemanasan global, maka arsitektur
moderen perlu belajar mendesain rumah dengan bahan alami dan anti panas agar bumi
tetap hijau masa depan generasi bangsa dapat menghirup udara segar.
Tahap pembuatan Honai
Kebiasaan dalam membuat Rumah Honai
biasanya rencanakan segala kesiapan dan kemungkinan yang akan berlansung dari
segi persediaan makan minum, suaca hujan atau kemarau,waktu yang dibutuhkan serta survei lokasi
pembagunan honai yang ideal maksudnya perhatikan akses saluran air, jalan
besar, perkebunan, area ternak, akses pasar serta kemungkinan terjadi lonsor
atau banjir.
Tahap 1
Rapikan lokasi pembangunan Rumah Honai yaitu
bersihkan rumput dan ratakan tanah dan membentuk halaman rumah honai
Tahap 2
Menentukan jantung atau pusat dari rumah honai terdapat tungku api
yang dikelilinggi empat pilar utama yang berfungsi baik sebagai penahan berat
rumah.jarank pilar antara 1 m
Tahap 3
pada tahap ini, tanjapkan papan sinta dalam membentuk linkaran
kemudian dilapisi dengan rumbut kering serta tamba papan sinta luar lalu diikat
dengan tali rotan dengan melintasi kaju buah(jigire) sebagai perekat atau
penguat.
Tahap 4
setelah bentuk lingkaran dilanjutkan dengan membentuk kerucut. kaju
buah yang di tanjapkan dicelah-celah linkaran papan sinda dibengkokkan dan
diarahkan pada ujung pilar lalu diikat dengan sangat rapi. pada saat ini
bangunan Rumah Honai sudah jadi dalam keadaal kontruksi polos.
Tahap 5
Pada tahap ini, rumah honai telah terbangun sebagi suatu karya atau
produk dari pemikiran orang asli papua. rumah honai ada dua jenis yaitu untuk
pria dan wanita. honai laki-laki disebut KUNUME dalam bahasa suku Lani dan
DUPAGA sebutan untuk honai perempuan. honai atau kunu ini diperlakukan spesial
dalam hal wanita dilarang masuk, setiap pria ke honai disarangkan untuk bawa
makanan atau informasih penting, anak kecil tidak boleh menganggu alat perang
dan aset lain yang ada didalam kunu. semua larangan dan aturan memiliki latar
belakang dan konteks tertentu yang menurut orang asli papua diangap sebagai
budaya dan kebenaran karena sudah teruji dalam masyarakat lebih luas.
Komentar