Kopi adalah Relasi

                   Doc_penayonda


Pengusir berpakaian lorens datang menghampiri komplotan di tepi jalan dekat lapangan Ilago. Ditempat itu, biasanya memang ramai

Tanpa sengaja ku lirik sepasang roda saling berkejaran menuju arah ku.

Saya. “ good day merah a.a.”( a.a adalah sebutan halus untuk orang sunda yang lebih dewasa dari kita”

Si tukang kopi “ ia pace”

“Good day merah dan ia pace” merupakan percakapan awal kami.

 Saya sebagai pembeli, Si tukang kopi sebagai penjual, sedangkan kopi sebagai “relasi”.

Kopi kumpulkan kami sehingga terjadi komunikasi lawan arah, atau tanya jawab (sharing together).

Si tukang kopi bilang “ pendoman hidup ku berteman dengan orang yang lebih dewasa dari ku .

Bagimana situ ?”. 

Saya “ harus jawab a.a.?” lanjut dia…”biar tidak (sawang sinawang)” saat ia jelaskan istila sawang sinawang, datanglah petugas berlorens, memberi waktu kurang lebih 15 menit, untuk tidak berjualan di tempat kami sedang diskusi.

Sebelum pergi, ia tanya pada ku, “bagaimana pandangan mu tentang situasi ini? “ 

Kata-ku, “pemerintah mengusir mu melalui sekuriti tapi tiap hari bukan mereka yang kasi makan”.

Teryata si tukang kopi beda,

harus saling menghargai dan berpikir maju! Sekuriti mengusir saya karena  tugas, saya turuti karena ada hari besok bisa datang jualan lagi. Kareana jika pada akhirnya saling ngotot, maka resikonya bisa saja, sekuriti dipecat dari perusahan,dan saya tidak dapat kesempatan untuk bawa datang jualan lagi.

Komentar