Mati Bagi Generasi
Manusia tidak dapat membatah takdir Tuhan bahwa
manusia harus meninggalkan dunia ini, dengan cara apapun dan orang menyebut nya
almarhum. Pena yonda merangkum beberapa pandangan sesuai judul.
Anehnya saya jumpa Orang seperti itu namanya Raymond
Chang. Ia adalah penulis buku *kimia Dasar* _Konsep-Konsep Inti_. Ia telah
menjadi almarhum tapi pikirannya masih hidup sebagai ilmu science. Dikalangan
kimiawan terasa ia terlibat secara tidak langsung dalam memecahkan fenomena
alam raya. Secara pribadi saya bertemu dengan beliau dengan membaca karya
bukunya hebat sekali.
Menurut Dr Socrates Sopyan Yoman. Dadam artikel-Nya
berjudul MENULIS UNTUK KEABADIAN MASA DEPAN ANAK DAN CUCU BANGSA WEST PAPUA
“Menulis adalah suatu keabadian. Tulisan itu hidup selamanya ditengah rakyat
dan bangsa west Papua. Pada suatu saat si penulis tiada, orang asing akan mengatakan,
penulis sudah tiada. Sebaliknya, penduduk asli west Papua mengatakan, si
penulis selalu hidup bersama, ada bersama kita, ia tidak pernah pergi, ia tidak
jauh dari kita.”
Menurut Dr. Ones Pahabol. M.M. Dalam buku-Nya
berjudul PELANGI DI TANAH NINIA. “Eskalasi kehidupan yang menuju kepada
kelimpahan diawali oleh benih yang harus mati dulu. Biji yang ditanam kelak
akan menghasilkan kehidupan baru. Mati bagi dosa.
Menurut Roy Kombian. Musisi dan Guru
Pemuridan,(Wamena, 27 Januari 2016). Satu benih jagung mati ditanam
menghasilkan satu tongkol jagung yang terdiri dari banyak biji baru.”
Kata Prof. Drs Yohanes Surya, SC,.Ph.D. “Tidak ada
anak yang bodoh yang ada hanya anak yang tidak dapatkan guru yang baik”.
Menurut Dr.Stephen Tong. Dalam wawancara dengan
judul: PENDIDIKAN KRISTEN: PANGGILAN ORANG TUA DAN GURU. ” Guru tidak
mendapatkan pemasukan seperti pedagang, tetapi guru mendapatkan kesempatan
untuk mengubah Dunia”.
Mereka semua memiliki unsur kesamaan dalam arti
memikirkan generasi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Mereka telah, sedang
menyumbangkan sesuatu yang bernilai tinggi. Mereka memiliki misi tak terlihat
bahwa mengajak Generasi saat ini untuk menulis. Dengan menulis kau belajar
bicara.( Mayon Sutrisno).
Pesan Mereka yang saya muat sebagai artikel ini, agar mengetuk pintu hati kita sehingga dapat
mengetahui potensi diri kita, dan menerapkan itu untuk Generasi Melanesia.
Tanpa melihat apapun pekerjaan mu dan dimanapun anda berada. sebab namamu akan
selalu hidup dalam sanubari Generasi seperti Mereka berkarya pada zamannya
masing-masing.
Dirangkum Oleh “Penah Yonda”
Referensi:
https://Suara papua.com
https://youtu.be/EI2hmtN-Z94
https://pembaharublog.wordpress.com
Komentar