Budaya Denda Atas Kematian Seseorang di papua
Budaya Denda Atas Kematian Seseorang Di Papua
ruang artikel: halo kepada pembaca semua, artikel ini akan singung budaya denda,tradisi potong jari, menghias leban, rambut linkar, pada konteks kematian seseorang.
sumber: Budaya Potong Jari
- Budaya Potong Jari
Sebelum Injil masuk pada tahun 1855 kebiasaan orang asli Papua ketika orang meninggal dunia, akibat peran suku atau diracuni maka salah satu keluarga dekat misal ayah ibu atau adik dan kakak akan memotong jari. Hal ini dilakukan sebagai tanda untuk mengenang kehilangan seseorang didalam hidupnya. Kematian itu terjadi bukan dari kehendak Tuhan tapi karena perbuatan manusia.
sumber:Hiasan Leben
2. Hiasan Leben
Ada juga yang menempelkan cairan geta pada wajah ibu, kaka atau adik perempuan. Cairan itu diekstraksi dari pohon atau tumbuhan tertentu yang sudah biasa digunakan, hasil ukiran di wajah itu disebut Leban. Leban artinya masih ada dalam keadaan kesedihan terhadap kehilangan seseorang. Saat cairan geta sudah kering akan menjadi warna hitam. Untuk menghapus cairan geta pada wajah itu harus membalas dendam atas potong babi untuk menghilangkannya. tanda hiasan pada muka mirip seperti tato tapi leben bisa bisa dicuci dengan iar dan dibikin ulang.
Sumber:Rambut lingkar
3. Rambut lingkar
Ketika orang yang meninggal dianggap, kepala perang, kepala kebun, kepala suku, pemimpin, berpengaruh, berilmu, berpengetahuan, dan berjiwa merakyat. Maka tanda mengenang bisa dilakukan siapa saja, biasanya pelihara rambut tetap panjang, atau membuat rambut lingkar. Rambut lingkar ini bertanda kekuatan. seorang pejuang atau pemimpin sudah meninggal tapi semangat dan rohnya masih ada dan hidup di generasi yang masih ada.
sumber: Penghormatan
4. Penghormatan
penghormatan biasanya keluarga melakukan paling lama 3 hari dan minimal dua hari. Budaya menyanyi dalam kedukaan disebut ratapan, nyanyian ratapan mengandung unsur kesedihan, dan terharu mengingat kebersamaan dan kebaikan yang telah dilakukan semasa hidupnya. Jejak baik atau buruk yang ditinggalkan dibenak orang akan dikenang berdasarkan apa yang pernah dilakukannya. Kebanyakan dari keluarga orang yang meninggal dunia, Rasa sayang ditunjukkan dengan menangis, marah, memberi sesuatu untuk digunakan saat berduka.
Minta Denda
Tapi kadang Om atau keluarga lain yang tidak terima dengan kematian seseorang akan minta bayar atau beri denda pada tuan duka ,dengan berbagai alasan. contoh kecilnya saat sakit tidak pernah diberitahu atau terlambat kasih tahu. Kebiasaan minta bayar dengan orang yang meninggal, ini sangat tidak masuk akal, karena orang yang meninggal ini bukan jualan!. keluarga yang ditingalkan dalam kondisi dukacita, belum kuat, lagi dalam masalah, perlu penguatan, perlu waktu untuk melupakan kebaikan dan kebersamaan yang pernah ada, tapi keluarga yang masih hidup datang tamba bawa masalah dan memberi beban kepada tuan duka. menurut penulis hal ini suatu kebiasaan yang salah dan tidak mendidik, ini juga menunjukan kedalaman pemahaman tentang budaya penghormatan di papua.
Kenapa waktu masih hidup tidak pernah atau belum pernah memiliki waktu bersama (family time) saling menolong, saling perhatikan, duduk bersama, canda tawa dan menumbuhkan benih kebahagiaan ikatan emosi yang kuat dalam keluarga. Sehingga saat orang meninggal memberi penghormatan dengan penuh sukacita karena apa yang harus dilakukan saat manusia masih hidup sudah dipenuhi.
Orang meninggal sebenarnya memberikan teguran kepada orang lain agar saling tolong menolong saling mengasihi hanya bisa dilakukan saat orang masih hidup. Hal itu terjadi disaat duka, keluarga lain akan membawa apa saja untuk bisa dihidangkan dalam duka. Keluarga yang tinggal jarak jauh datang dan berkumpul, ini momen yang baik untuk bisa tukar pikiran, diskusi, saling tanya kabar kedengarannya sepele tapi sangat penting untuk dilakukan.
Karena salah satu hal yang akan dirindukan saat orang meninggal adalah canda tawa saat kita masih bersama, orang bersedih karena momen, dan kebersamaan itu tidak akan terulang lagi di waktu yang berbeda. Orang yang meninggal menyediakan kesempatan supaya orang yang masih hidup dapat beribadah atau memuji Tuhan, dalam duka.
kritik dan saras sangat diharapkan di kolom komentar...
Komentar