Literasi Orang Asli Papua Sebelum Mengenal Sekolah


Doc_Private

Literasi Orang Asli Papua Sebelum Mengenal Sekolah V i D e O 


 

Halo sobat PenaYonda

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengenal dengan sebutan literasi. Sebelum kita memahami lebih luas, dalam pengertian yang sempit didefinisikan litersi adalah kegiatan membaca dan menulis. Padahal definisi secara luas literasi adalah “komsumsi kebudayaan dan produksi kebudayaan, melalui berbagai macam aktifitas” artinya proses literasi yang dilakukan literan tidak hanya dengan aktifitas membaca dan menulis, tapi kegiatan lain seperti melukis, bernyanyi, bermain musik bakat lainnya.

Salah satu alasan yang bisa kita terima, Kenapa kegiatan literasi identik dengan aktivitas membaca dan menulis? Hal ini dikarenakan aktivitas tersebut berhubungan langsung dengan kerja otak(pikiran). Sedangkan bermain musik lebih memanfaatkan filling(rasa) dan melukis memantaatkan indrah pengheliatan(phicual) serta bernyanyi menghandalkan pernafasan, begitu pulah pengunaan skill lainnya

Dari perjalanan panjang mencari refrensi, sebelum orang Papua mengenal sekolah, penulis menemukan pola inisiasi sebagai sistem pendidikan. 

Jika sahabat yonda bertanya, Kenapa inisiasi disebut sebagai sistem pendidikan?

 Maka kita perlu melihat pengertian sistem pendidikan itu terlebih dahulu. Pengertian Sistem pendidikan adalah. “sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan”. Pada inisiasi ini terdapat tahapan input, proses dan output, tapi secara formal tidak berlaku seperti sistem pendidikan saat ini.

Input proses dan output 

Imput

Pada saat sebelum mengenal sekolah orang Papua melakukan input dengan cara mengedukasi dalam bentuk nasehat dan cerita. 

 Proses

Proses pembelajaran di lakukan dengan cara melibatkan langsung, artinya mendengar, mengamati, mencontohkan, meniru, melakukan dan menciptakan.

Output

Output adalah hasil atau kualitas didikan dari imput dan proses. Untuk output ini orang Papua cenderung lebih baik di keterampilan karena metode yang diajarkannya mencoba langsung/terlibat langsung. Hal ini adalah salah satu alasan mengapa orang Papua cenderung bisa dan mampu langsung bisa meniru dan mencoba dari pada belajar teori terlebih dahulu.


Dengan melihat dari inisiasi sebagai sistem pendidikan maka penulis dapat mendirikan dua pilar utama yaitu:


      I. KETERAMPILAN


    II. KARAKTER


   III. PENGETAHUAN(INISIASI) diangap belum ada saat belum mengenal literasi baca dan tulis.



Keterampilan dan karakter/Nilai merupakan pondasi yang dapat menopang keberanekaragaman polah hidup, cara berpikir,kebudayaan,perekonomian,kehidupan sosial,kepercayaan serta cara kepemimpinan (Orang Asli Papua).

      I. Pertama, Keterampilan

Berburu

Berburu adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk memangsa hewan yang akan mengelolah untuk dikomsumsi. Orang papua buru ikan dengan memanah jika konteksnya di kali dan sungai. Sedangkan di kolam gunakan noken dan di laut gunakan jaring,selain itu alat buru atau penangkap ikan alternatif di semua kondisi adalah memancing mengunakan pemancing

Kerja Kebun

Bagi orang asli papua, bekerja kebun merupakan pekerjaan utama dan telah menjadi bagian dari kehidupan. Kerja kebun bisa dilakukan oleh seorang diri ataupun berkelompok. Peralatan yang digunakan adalah i’rege(sekop). Orang papua tidak berkebun dengan sembarang! Orang asli papau telah mengetahui turun-temurun kapan harus pekerja dan kapan akan panen hasil kerja. Hal ini keberkahan kemampuan baca tanda-tanda alam,memprediksi bulan atau tahun

Membaca Tanda-Tanda Alam

            Selain itu, untuk mengingat informasi penting, orang Papua memberi tanda-tanda tertentu yang menggambarkan/mewakili. Itupun hanya orang orang tertentu yang ketahui, misalnya untuk mensukseskan suatu kegiatan dilihat dari kelancaran kerja-kerja tim,atau gejala-geja alam sedang mendukung atau sebaliknya. Sedangkan pada kontek orang berpisa dari satu tempat dan untuk memastikan siapa yang duluan kembali/pulang, maka dilakukan kesepakata seperti anyam rumbut bertanda atau potong dahan pohon palang jalan, bikin asap, siul atai teriak jika dekat.

Bernelayan

Bernelayan adalah salah satu cara berburu di daera perairan untuk mempertahankan atau keberlangsungan hidup. Dengan cara memancing dan menelang untuk mendapatkan kekayaan laut seperti ikan, gurih, keong,serta tumbuhan laut yang layak dikomsumsi.

Anyam Noken

Anyaman noken merupakan budidaya wanita orang asli papua, bahan dasar yang dugunakan adalah kulit tumbuhan yang sudah ditentukan(tidak sembarang). Dengan proses pangjang, ambil bahan mentah,pengeringan,pengupasan,penghalusan,penganyaman awal,mewarnai serta anyam untuk menjadi sebuah noken. Noken adalah salah satu budidaya wanita papua yang legal secara internasional.

Membuat Panah

Membuat panah adalah salah satu hal yang bersifat rahasia dan tertup.jarang dibicarakan di sembarang tempat kecuali K U N U M E (honai laki-laki), hal yang berhubungan dengan perang dan alat perang diinisiasikan oleh orang tua di honai laki-laki dalam momen tertentu,misalnya momen memperingati kematian orang yang terbunuh dalam perang, salah seorang yang dipandang pandai perang bertangungjawab untuk jelaskan cara memilih pohon yang menjadikan panah(tidak sembarang pohon) cara buat, cara pasang penahan tali busur,cara pilih anak panah, racun jang dikenakan pada ujung anak panah serta filling menghiting jarak dari nganguan arah angin hinga ca tempat penyimpanan.

Menanam

Kemampuan menanam adalah yang dimiliki hampir setiap wanita orang asli papua, dikarenakan lebih cenderung tanam-menanam dilakukan oleh wanita papau walaupun ada pria sebagian saja.

Membuat Pagar

Membuat pagar adalah suatu aktivitas yang paling menyenangkan,karena saat menebang pohon,membela dan membentuk papan pagar, kita bisa mendengarkan cerita-cerita lucu dengan cara bergilir dan saling mendengarkan. Pagar ini, dibuat untuk melindungi rumah dan perkebunan. Pagar biasanya bisa dibuat dalam tiga jenis diantaranya kayu, tanah dan batu.

Taru Jerat

untuk taru jerat ini, tidak semua orang bisa dilakukan.hal itu dikarenakan orang yang pasang jerat perlu punya pengalaman dan pengamatan aktivitas kus hutan atau babi liar. Intinya apa yang akan dijerat.

    II. Kedua nilai/Karakter

Orang Papua tahu batas-batas atau larangan seperti jagan lompat pagar, jangan membelakangi orang lain, jangan membuang air ludah didepan umum, hormati orang yang lebih tua, jangan mencuri, tidurlah di K U N U M E (honai laki laki). Jangan tidur lama sampai matahari terbit, jangan mengambil istri orang, jangan bawa masuk wanita di honai laki-laki dll. Nilai sosial dan budaya, kejujuran, sopan santun, kerja sama, kepemilikan bersama sudah diajarkan oleh leluhur orang Papua dengan cara inisiasi.

   III. KOMPONEN SISTEM INISIASI(TANPA TEORI)

Setalah kita ketahui panjang lebar tentang dua pilar diatas, maka penulis mencoba merumuskan hal-hal yang menjadi komponen penting saling berhubungan sebagai satu keseluruan.

Kepemimpinan

Dari dahu hingga kini orang asli papua memiliki pemimpin yang mengankat dari masyarakat setempat. Dengan cara demokrasi dan warisan. Bangsa lain tidak perna mengatur mereka, karena orang papua mampu dan bisa memimpin dirinya sebagai sebuah suku,wilayah dan bangsa papua.

Kepercayaan(nabelan kabelan

Di papua hampir setiap suku punya kepercayaan tertentu,dalam hal ini penulisa akan bahas dari kepercayaan orang Lani.Sebelum injil masuk ke papua leluhur orang Lani berangapan kehudupan kekekalan itu seperti ular BONON ular kawat(nabelan-kabelan). Angapan itu, diyakini karena ular tersebut dapat mengalami relive(kehidupan pengulangan) dengan cara meningalkan kulit lama dan mengantikan kulit baru dan terus hidup. Ular kawat akan mati jika dibuni dengan sengaja atau dimansa oleh burung elang. Jadi setelah misionaris masuk membawa ijil di tanah papua, merekan hanya penyelas kekekalan yang sebenarnya, bahwa se-ekor ular dapat hidup kekal tapi tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Sedangkan kekekalan yang sesunguhnya adala yesus krisus yang mereka kenalkan kepada orang asli papua. Kedatangan misionaris tidak membawa Tuhan tapi tuhan yang membawa mereka ke tanah papua, mereka telah menjadi alatnya Tuhan untuk membenarkan pandangan orang Lani tentang kepercayaan.

  wilayah

batas wilayah biasanya ditunjukan dengan rumah masyarakat pada suku tertentu dan tempat pencarian sebagai hak kepemilikan hutan,dusun,kali,sungai. Batas wilayah ditandai dengan gunung-gunung yang mengelilingi pemukiman warga, atau berdasarkan sungai bahkan secara sengaja menanam pohon tertentu sebaga tanda batas wilayah.

perkawinan

perkawinan diperlakukan sesuai dengan ketentuan masing-masing suku/daerah, khusu untuk orang lani barar maskawin dengan beberapa ekor babi sebagai tanda terimakasi kepada orang tua wanita dan keluarga besarnya. Selain tanda terimaksi bayar babi buka berarti beli wanita yang akan dinikahkan, karena manusia tidak bisa dibeli dengan harta benda apapun, manusia punya harga dan nilai yang takterhingga.

kepemilikan

kepemilikan artinya sesuatu yang benjadi milik kita yaitu keluarga(bapa,mama,kaka,adik,om,made)Dusun tanah ,ternak,kebun,hutan,tanaman kelapa hutan,buah merah,kopi kayu dan pepohonan dihutan. 

pola hidup (K O M U N A L)

lebih dari dua keluarga dalam satu honai, keluar -masuk dari satu pintu,bakar dan masak di satu tungku api, dari satu wajang atau belangga. Buat satu kebun untuk kita semua, uang 50 di saku saya untuk kita semua.

Garis keturunan (silsila)

Pentingnya keluarga dan selalu dijaga adalah edukasi tentang silsilah/keturunan sehinga kekeluargaan orang asli papua sangat kuat dan menumbuhkan nilai sosial yang sangat tinggi.

hari besar

 25 desember pesta wam, persimian gereja,terima tamu yang belum pernah jumpa sebelumnya, penyelesaian masalah (yewam)

perang-perangan

peran suku dilakukan karena masalah perebutan wanita,balas dendam,dll.

Semua hal luar biasa ini tidak ada yang mengajarkan teori kepada orang Papua. Tapi orang Papua mampu melakukan semua itu dengan budi dan hikmat yang Tuhan berikan diatas Tanah mereka sendiri (Oo Papua Nenarakme) artinya Bangsa Papua.


LITERASI PAPUA. 2021

Komentar