" Bunyi Helikopter bertanda Saya Harus Buat Sesuatu"

mimpi si gadis desa
sumber: Online



mimpi si gadis desa

Saat itu, saya kelas 4 SD. Dalam perjalanan pulang Sekolah ke Rumah, secara kebetulan saya melihat helikopter yang terbang kearah Rumah Sakit.  Saya merasa penasaran dan bertanya. 

Apa yang dibawa helikopter itu? 

Saya nekat mengikuti helikopter itu, hingga mendarat di Rumah Sakit, nyatanya membewa pasien-pasien dari daerah pedalaman ke Kota, agar ditangani dengan baik.

Pengalaman melihat kasus-kasus seperti ini, terus menerus terjadi, menimbulkan keperihatinan yang dalam di pikiran ku.  Lalu saya pernah bertanya  kepada orang disekitar itu.

Kenapa pasien dibawa kesini? 

Kata mereka, "mungkin tidak ada bangunan rumah sakit disana, bisa jadi ada Gedungnya tapi tidak ada tenaga medis, bisa juga tidak ada persediaan obat obatan". 

Setelah saya mendengar hal itu, saya mulai mengerti, memang disana  ada mantri-mantri orang asli daerah. Tapi kenapa bisa tangani pasien di kota? Barangkali keterbatasan ilmu yang mereka peroleh. Tapi ada hal lain yang saya  selalu percaya dan memotivasi adalah mereka melayani masyarakat berbasis pelayanan, artinya mereka setia, tulus,  fasilitas dan hal penunjang lainnya tidak membatasi pengapdian mereka.

Dengan keterbatasan yang ada, mantri-mantri memberikan pertolongan kepada pasien, itu pun hanya untuk mengurangi rasa nyeri, memperlambat terjadinya kondisi pasien yang lebih buruk artinya tidak menyembuhkan tapi sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi sakit parah. Jika kita melihat lebih jeli lagi;


Bagimana dengan massa obat-obatan yang digunakan? 


Masih layak untuk digunakan atau telah kadaluarsa? 


  Apa dampak buruk terhadap pasien sebagai konsumen? 

Lebih urgen lagi, ketika ada pasien sudah sangat parah sekali sakitnya dan tidak bisa lagi untuk ditangani. Mereka di kirim dengan helicopter yang hanya bisa datang satu minggu satu kali ke daerah perkotaan yang lengkap dengan tenaga medis dan vasilitas. Ada juga upaya dari dinas terkait untuk membawa medis ke daerah terpencil, namun sebagian besar merasa takut, dengan kondisi geografis, penyesuaian diri, nyawa akan terancam dengan oknum tertentu dll sebagai alasan, sehingga kondisi ini belum bisa teratasi dengan baik seperti di daerah perkotaan. 

Dengan melihat dan merasakan apa yang dirasakan orang-orang ku, hati saya mulai tersentuh dan tergerak. Saya mulai bertanya kepada diri saya kamu harus lakukan sesuatu! untuk bisa membantu orang-orang di daerahmu, kamu tidak boleh membiarkan semua ini terjadi terus -menerus. Mereka punya hak yang sama seperti orang-orang yang ada di daerah-daerah maju yang mendapatkan pelayanan yang layak dan vasilitas yang baik, dan kamu yang harus memberikan pelayanan itu!. Orang lain tidak akan bisa menolong orang-orang di daerahmu, mereka tidak tahu masalah yang terjadi di daerahmu hanya  Kamu yang tahu masalah yang terjadi dan kamulah yang harus menolong mereka. 

Dari situlah saya mulai bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Saya mulai berkomitmen untuk belajar lebih giat supaya nanti saya bisa masuk SMA jurusan IPA dan bisa  kulia kedokteran dan jika Tuhan ijinkan saya menjadi seorang dokter, saya bertujuan untuk tidak hanya menjangkau dan melayani di satu tempat tetapi juga melayani di daerah-daerah terpencil yang tidak dijangkau oleh tenaga-tenaga medis.

Komentar